Tukang Besi Di Bengkel Keretapi - Siti Zainon Ismail
dia lelaki muda dari lembah
tak sempat menatap mata ayah
menggenggam hidup warisan alam
menukul besi
menggelek tayar keretapi
wajah merah memain percikan bunga api
ia mengetuk bersama siul kenari dunia baru
menggiling percaturan nafas
tanpa mengenal jalur kesal
demi upah semangkuk sup awal bulan
dia lelaki tiga zaman
telah dilengkuhnya fajar kelabu
telah disilangnya keringat siang
dia lelaki penakluk malam
menyentik hujan
silih berganti
jari kematunya masih mengetuk jeriji
seperti juga setia dia
menghitung malam
di bengkel tua istirehat seminit berbantal besi
di tuangnya kopi sisa semalam
masih juga ia bertasbih
senyum mengenangi Dia.
sebatilah alam yang dihirup
darah keringat
demi anak-anak
bisakah satu ketika
putera sulung mengubah haluan?
tukang besi di bengkel keretapi
dialah ayahku
dialah pamanku
abang-abangku
itulah adik-adikku
tapi kalau kalian anak-anakku
kini, harus terdidik dari akademi tukang
yang tak lagi menjadi kuda tunggangan.
1984
No comments:
Post a Comment